MADIUN, 7 Juli 2023 – Suasana cerah menyapa Kota Madiun, di mana Pemerintah Kota (Pemkot) telah menetapkan alokasi dana senilai Rp891,5 juta untuk menjalankan proyek dermaga apung. Langkah ini diambil guna memberikan dukungan kuat bagi pengembangan potensi wisata air di sepanjang Sungai Bengawan Madiun.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun mengungkapkan bahwa rencananya, perahu motor akan menjadi salah satu atraksi unggulan dalam program wisata air ini. Hal ini akan diwujudkan setelah pembangunan dermaga apung di area di bawah Jembatan Manguharjo Kota Madiun berhasil diselesaikan.
“Saat ini, tahap pembangunan dermaga apung masih berada dalam proses lelang. Kami tengah menunggu keputusan pemenang lelang untuk kemudian melanjutkan dengan tahapan kontrak,” ungkap Kepala DPUPR Kota Madiun, Suyanto, dalam perbincangan di Madiun pada Jum’at (30/6/2023).
Suyanto menjelaskan bahwa proyek dermaga apung ini melibatkan lima aspek utama, termasuk persiapan lokasi, tangga, panggung, dermaga apung, serta manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Merincikan konsep yang diterapkan, tangga berbahan wood plastic composite (WPC) hollow akan membentang dari ketinggian tanggul hingga ke tepian sungai. Pada bagian bawah, sebuah dermaga akan dibangun, didesain agar bisa mengapung atau bergerak, memudahkan dalam hal perpindahan lokasi.
Pekerjaan ini diharapkan dapat dimulai pada pertengahan bulan mendatang, dengan perkiraan waktu sekitar empat bulan untuk menuntaskan konstruksi dermaga.
Suyanto menambahkan bahwa semua komponen dermaga apung ini akan menggunakan material fabrikasi. Proyek ini akan beroperasi di luar musim hujan atau saat ada acara khusus.
“Kami tidak akan membangun sesuatu yang permanen, oleh karena itu izin dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo tidak dibutuhkan. Meskipun demikian, kami akan berkoordinasi dengan BBWS terkait kajian pemanfaatan sungai dan dampak lingkungan yang mungkin timbul,” jelas Suyanto.
Kajian mendalam dari BBWS Bengawan Solo dianggap krusial dalam menentukan aspek keamanan, risiko banjir, serta potensi dampak lingkungan terhadap rencana pengembangan obyek wisata air di wilayah tersebut.
Wali Kota Madiun, Maidi, menggambarkan pengembangan wisata air di sepanjang Sungai Bengawan Madiun sebagai upaya maksimalisasi potensi sumber daya alam yang ada di daerahnya.
Lebih lanjut, Maidi mengungkapkan harapannya bahwa kawasan wisata air ini tidak hanya menjadi tujuan rekreasi, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi anak-anak dan masyarakat. “Kami juga memiliki rencana untuk memajukan wisata kuliner tradisional di area ini. Kami berupaya semaksimal mungkin mengoptimalkan penggunaan Kawasan Taman Bantaran,” tutup Maidi.”